Atasi Macet di Puncak, Kemenhub Gandeng ITB Ciptakan Monorel atau Kereta Gantung

Atasi Macet di Puncak, Kemenhub Gandeng ITB Ciptakan Monorel atau Kereta Gantung Atasi Macet di Puncak, Kemenhub Gandeng ITB Ciptakan Monorel atau Kereta Gantung

Ilustrasi transportasi massal monorel / Pixabay

JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyeret Institut Teknologi Bandung (ITB) demi memecahkan makeliru lantas lintas dekat kawasan Puncak, Bogor. Hal yang tengah dikaji demi mengatasi makeliru terganjal terbilang yaitu pengembangan angkutan global massal.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan maalpa lalu litas dempet negeri Puncak Bogor sama dengan membeludaknya wisakegembiraann cukup saat akhir pekan. Sesangkat lalu lintas menjadi sangat cukupt.

“Kemenhub sudah membahas bersama ITB memecahkan dahulu lintas dengan Puncak. Besar kemungkinan kami bentuk minta studi dengan ITB dan mengembangkan angkutan massal dengan sana. Sehingga, Puncak tidak tertahan dan pulang ke Cianjur bisa andal,” kata Budi dengan Jakarta, Senin, 21 September 2020.

Budi menjelaskan studi terkait pengembangan angkutan massal dekat kawasan Puncak, Bogor akan dilakukan ITB bersama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Studi terkemuka akan dilakukan pada 2021.

Sebelumnya, dalam upaya penguraian sementara, BPTJ sempat melakukan uji coba sistem 2-1 di jalur Puncak, Bogor. Secara rinci, uji coba itu dilakukan di dua lajur menuju puncak lagi satu lajur kembali ke arah Bogor.

Kemunculan gagasan uji coba sistem 2-1 merupakan bentuk keputusan yang mengakomodasi usulan lagi kebermaknaan masyarakat dempet sekitar Puncak. Masyarakat sudah cukup lama terganggu mobilitasnya karena penerapan sistem buka sangai.

Selain itu, terdapat penyediaan shuttle service menyertai park & ride menuju Jalur Puncak, sosialisasi jalur alternatif menjelang exit Cibubur, pergesitan pelaksanaan pelebaran jalan dari Gadog-Puncak, serta pergesitan pembangunan rest area pada Gunung Mas.

Secara keseluruhan program pembenahan ketidak jalanan dekat Puncak terbagi jauh didalam tahapan kerangka jangka menengah dan panjang. Program kerangka jangka menengah adalah penyediaan jalur alternatif medahului Sentul (Poros Tengah Timur) dan pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO).

Program jangka bujur akan diusulkan pengembangan alternatif transportasi massal berbasis rel daripada Kota Bogor menuju Kawasan Puncak. Berbasis rel tercantum dapat berupa monorel atau kereta gantung (cable car). (SKO)