PPKM Darurat Ancam PMI Manufaktur RI Merosot Lagi

PPKM Darurat Ancam PMI Manufaktur RI Merosot Lagi PPKM Darurat Ancam PMI Manufaktur RI Merosot Lagi

Pekerja menyelesaikan pembuatan mukena di Pabrik Mukena Siti Khadijah, Cinere, Depok , Kamis 15 April 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia

JAKARTA – Skor Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia mengalami penurunan menjabat 53,5 pada periode Juni 2021 dari periode Mei 2021 memakai skor 55,3 berdasarkan data IHS Markit.

Kendati metidak cepat, PMI Manufaktur Indonesia pada periode Juni ini menandai ekspansi selama 8 bulan beruntun biarpun ekspansi aktivitas manufaktur dalam negeri metidak cepat jika dibandingkan dengan ekspansi pada bulan Mei 2021.

Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Anthony Kevin mengatakan bahwa ekspansi aktivitas manufaktur lebih lanjut akan bulan terus ditopang karena kenaikan akan permintaan serta produksi.

“Namun, ekspansinya melambat jika dibandingkan atas ekspansi pada bulan Mei seiring atas melambatnya ekspansi pada permintaan,” ujarnya melalui riset harian akan diterima Trenasia.com, Jumat, 2 Juli 2021.

Dengan kondisi tercantum, ia memproyeksikan aktivitas manufaktur Indonesia mau kembali terkontraksi dengan periode Juli 2021. Salah satu penyebabnya adalah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat.

“Keputusan pemerintah pusat bagi memberlakukan PPKM Darurat di Jawa maka Bali kami proyeksikan bakal menekan aktivitas manufaktur Indonesia,” tuturnya.

Secara terpisah, Direktur Riset Center of Reform and Economic (CORE) Indonesia Piter Abdullah menyebut potensi penurunan PMI masih tinggi. Baginya, intervensi kebijakan pengendalian kasus COVID-19 sebab pemerintah memakan era cukup lama. Sebatas bisa menyebabkan nilai PMI Manufaktur semakin merosot.

Akibatnya, petidak cepatan geliat industri manufaktur bisa mendorong tingkat pengangguran. Menurut Piter, hal itu terjadi karena ruang gerak industri yang tertekan kelanjutan kebijakan pengendalian COVID-19 laksana PPKM Mikro Darurat.

“Kalau sampai PPKM Darurat seperti sekarang, PMI Manufaktur saya diyakini di bawah 50. Ketika itu perusahaan atas berhitung produktivitas, kalau tidak produktif bisa memilih tutup saja bersama merumahkan pegawai,” ujar Piter kepada Trenasia.com, Kamis, 1 Juli 2021. (SKO)